Skip to main content

5 Hal yang Aku Pelajari Selama Kuliah di Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

 


5 Hal yang Aku Pelajari Selama Kuliah di SPIG

Nggak kerasa, udah lebih dari setengah perjalanan kuliahku di Program Studi Survei Pemetaan dan Informasi Geografis (SPIG). Dulu aku masuk SPIG dengan rasa penasaran, campur bingung, dan jujur aja… agak takut juga. Tapi selama kuliah, aku belajar banyak hal—bukan cuma soal peta dan pengukuran, tapi juga soal diri sendiri. Jadi, di artikel ini aku mau sharing 5 hal paling berkesan yang aku pelajari selama jadi mahasiswa SPIG.

1. Teknik Pengukuran Itu Nggak Sesimpel Kelihatannya

Waktu pertama kali pegang alat ukur kayak waterpass atau total station, aku mikir: “Oh, cuma ukur doang?” Tapi ternyata, proses di baliknya ribet juga! Ada perhitungan, kalibrasi alat, sampai kondisi lapangan yang kadang nggak bersahabat. Tapi di situlah aku belajar pentingnya precision, sabar, dan kerja tim. Karena satu titik yang salah, bisa ngaruh ke semua hasil.

2. SIG (Sistem Informasi Geografis) Lebih dari Sekadar Peta

Awalnya aku kira SIG itu cuma soal bikin peta digital. Tapi ternyata, SIG adalah cara berpikir spasial. Gimana kita bisa ngolah data lokasi buat ngambil keputusan—mulai dari perencanaan kota, analisis bencana, sampai cocok tanam. Jadi, kuliah di SPIG ngajarin aku buat berpikir visual dan analitis sekaligus.

3. Kerja Lapangan Mengajarkan Banyak Hal Tentang Realita

Entah itu survei topografi, pemetaan penggunaan lahan, atau wawancara ke lapangan, semuanya bikin aku makin paham bahwa teori nggak selalu sama kayak praktik. Aku juga belajar adaptasi—sama cuaca, alat, bahkan karakter orang yang ditemui di lapangan. Dan dari sini aku juga belajar satu hal penting: nggak semua hal bisa kamu kontrol, tapi kamu bisa belajar untuk menghadapinya.

4. Tekanan Akademik Itu Nyata, Tapi Kamu Nggak Sendiri

Ada masanya aku ngerasa keteteran—tugas numpuk, skripsi belum kelar, magang belum dapet, dan teman-teman kayaknya udah pada jago semua. Tapi di SPIG, aku juga nemu lingkungan yang suportif. Kadang dari dosen, kadang dari teman satu angkatan. Jadi, pelajaran penting yang aku dapet: minta bantuan itu bukan tanda lemah, tapi tanda kamu peduli sama prosesmu sendiri.

5. SPIG Mengubah Cara Pandangku Terhadap Dunia

Setelah belajar soal data spasial, aku jadi lebih aware sama lingkungan sekitarku. Misalnya, kenapa satu wilayah rawan banjir? Kenapa jalanan di kota tertentu macet terus? SPIG ngajarin aku ngelihat dunia dengan “kacamata geospasial”—dan itu bikin semuanya terasa lebih masuk akal. Bahkan kadang, jalan-jalan aja bisa jadi bahan analisis kecil-kecilan di kepala.

Kuliah di SPIG mungkin bukan hal yang dulu aku bayangkan. Tapi ternyata, justru di sini aku nemuin banyak hal yang ngebentuk aku jadi versi yang lebih tangguh dan well-rounded. Kalau kamu juga anak SPIG, atau lagi mikir masuk jurusan ini, semoga tulisan ini bisa jadi gambaran kecil tentang apa yang bakal kamu temui.

Kalau kamu punya pengalaman seru atau pelajaran berharga selama kuliah, boleh banget sharing di kolom komentar ya. Kita saling belajar bareng!

Comments

Popular posts from this blog

Pagi yang Sibuk dan Cerita Menjadi HRD Sehari untuk WriteYuk Batch 6

Pagi ini aku bangun dengan perasaan yang agak campur aduk. Matahari belum naik sepenuhnya, tapi notifikasi di HP-ku sudah mulai berdenting satu per satu. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini, aku punya peran baru yang cukup menantang—menjadi HRD untuk seleksi anggota baru divisi Graphic Design WriteYuk Batch 6. Setelah beres dengan rutinitas pagi seperti biasa—minum air putih, merapikan tempat tidur, dan menatap langit sebentar dari jendela—aku mulai mempersiapkan diri. Bukan cuma penampilan yang harus rapi, tapi juga mental yang harus siap. Ini pertama kalinya aku duduk di “kursi lain” dalam proses seleksi. Bukan sebagai peserta, tapi sebagai penyeleksi. Menjadi HRD sehari ternyata bukan sekadar membaca portofolio dan menilai desain. Ada sisi lain yang terasa lebih dalam: aku melihat semangat dari calon anggota baru yang begitu besar untuk bisa bergabung di WriteYuk . Dari cara mereka menjawab pertanyaan, sampai bagaimana mereka bercerita soal karya-karya mereka—semuanya punya keuni...

Journey ku selama kuliah D-IV Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

Sumber :  (penulis) Liburan telah usai menandakan waktu kuliah normal kembali. Sebelum masuk kuliah setelah liburan panjang pada saat Lebaran kini saatnya aku masuk kembali menjalani rutinitas sebagai mahasiswa semester empat di spig. Semester empat ku penuh dengan lika-liku yang awalnya aku mendapat berita baik untuk bisa ikut lomba di Bali kini aku tidak bisa berangkat ke Bali untuk presentasi lomba. Aku juga masih rajin memantau informasi lomba dan ada beberapa project lomba sedang ku kerjakan. Saat ini aku baru dan sedang merasakan gundah gulana menjalani hidup, saat aku bertemu dengan teman yang rasanya bisa dijadikan tempat meluapkan cerita kehidupan aku kelepasan menceritakan semua yang sedang kurasakan, namun setelah ku ceriakan aku menemukan jawaban dari cerita yang ku ceritakan dan sebagian keresahan ku. Di sini aku akan menjawab dan membagikan perubahan yang sedang ku rasakan, yaitu sebagai berikut ini :  1. Pergi ke tempat yang bisa membuatmu senang seperti perpust...

Alasan Kenapa Aku Memulai Blog: Cerita Jujur dari Seorang Penulis Pemula

Beberapa tahun yang lalu, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan menulis blog secara konsisten. Bahkan, aku sempat berpikir, "Siapa juga yang mau baca tulisan aku?" Tapi sekarang, meski belum banyak yang membaca atau memberi komentar, blog ini telah menjadi rumah kecil untuk pikiranku—tempat aku bisa jujur, belajar, dan tumbuh. Tulisan ini adalah refleksi. Tentang bagaimana dan kenapa aku memulai blog ini. Tentang apa yang membuat aku bertahan. Dan tentang harapan-harapan kecil yang aku tanam lewat setiap postingan. Awal Mula: Dari Kegelisahan dan Pencarian Diri Semua bermula dari rasa gelisah. Waktu itu aku sedang merasa tersesat—bingung dengan arah hidup, sering membandingkan diri dengan orang lain, dan terlalu sibuk menyenangkan ekspektasi orang lain. Aku suka menulis sejak dulu, tapi belum pernah benar-benar menyalurkannya secara serius. Sampai suatu hari, aku membaca tulisan blog seseorang yang begitu sederhana namun menyentuh. Ia bercerita tentang hidupnya, k...