Skip to main content

Pagi yang Sibuk dan Cerita Menjadi HRD Sehari untuk WriteYuk Batch 6

Pagi ini aku bangun dengan perasaan yang agak campur aduk. Matahari belum naik sepenuhnya, tapi notifikasi di HP-ku sudah mulai berdenting satu per satu. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini, aku punya peran baru yang cukup menantang—menjadi HRD untuk seleksi anggota baru divisi Graphic Design WriteYuk Batch 6.

Setelah beres dengan rutinitas pagi seperti biasa—minum air putih, merapikan tempat tidur, dan menatap langit sebentar dari jendela—aku mulai mempersiapkan diri. Bukan cuma penampilan yang harus rapi, tapi juga mental yang harus siap. Ini pertama kalinya aku duduk di “kursi lain” dalam proses seleksi. Bukan sebagai peserta, tapi sebagai penyeleksi.

Menjadi HRD sehari ternyata bukan sekadar membaca portofolio dan menilai desain. Ada sisi lain yang terasa lebih dalam: aku melihat semangat dari calon anggota baru yang begitu besar untuk bisa bergabung di WriteYuk. Dari cara mereka menjawab pertanyaan, sampai bagaimana mereka bercerita soal karya-karya mereka—semuanya punya keunikan sendiri. Ada yang masih pemula tapi penuh antusiasme, ada yang sudah berpengalaman tapi tetap rendah hati.

Sesi interview berlangsung cukup intens, tapi menyenangkan. Aku belajar banyak. Ternyata, mendengarkan orang lain bercerita bisa memberi perspektif baru tentang dunia desain dan kreativitas. Di sela-sela itu, aku sempat tersenyum sendiri—ingat betapa deg-degannya dulu waktu aku jadi peserta di batch sebelumnya.

Hari ini bukan cuma soal memilih siapa yang terbaik. Tapi juga tentang memberi kesempatan, menggali potensi, dan menyambut energi baru untuk tumbuh bersama. Aku sadar, setiap orang yang mendaftar punya alasan kuat kenapa mereka ingin bergabung. Dan tugasku adalah menemukan sinergi terbaik untuk WriteYuk ke depan.

Menjelang sore, setelah semua sesi berakhir, aku rebahan sebentar di kasur. Badan capek, tapi hati puas. Aku merasa beruntung diberi kepercayaan memegang peran ini, meski cuma sehari. Rasanya seperti membuka lembaran baru dalam perjalanan pengalamanku—bukan hanya sebagai kreator, tapi juga sebagai pengamat pertumbuhan orang lain.

Malam nanti mungkin aku akan menuliskan ini di jurnal pribadi, tapi sebagian ceritanya ingin aku bagi di sini. Karena hari ini, aku tidak hanya bangun pagi dan kembali beraktivitas. Hari ini, aku tumbuh sedikit lebih dewasa.

Comments

Popular posts from this blog

Journey ku selama kuliah D-IV Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

Sumber :  (penulis) Liburan telah usai menandakan waktu kuliah normal kembali. Sebelum masuk kuliah setelah liburan panjang pada saat Lebaran kini saatnya aku masuk kembali menjalani rutinitas sebagai mahasiswa semester empat di spig. Semester empat ku penuh dengan lika-liku yang awalnya aku mendapat berita baik untuk bisa ikut lomba di Bali kini aku tidak bisa berangkat ke Bali untuk presentasi lomba. Aku juga masih rajin memantau informasi lomba dan ada beberapa project lomba sedang ku kerjakan. Saat ini aku baru dan sedang merasakan gundah gulana menjalani hidup, saat aku bertemu dengan teman yang rasanya bisa dijadikan tempat meluapkan cerita kehidupan aku kelepasan menceritakan semua yang sedang kurasakan, namun setelah ku ceriakan aku menemukan jawaban dari cerita yang ku ceritakan dan sebagian keresahan ku. Di sini aku akan menjawab dan membagikan perubahan yang sedang ku rasakan, yaitu sebagai berikut ini :  1. Pergi ke tempat yang bisa membuatmu senang seperti perpust...

Alasan Kenapa Aku Memulai Blog: Cerita Jujur dari Seorang Penulis Pemula

Beberapa tahun yang lalu, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan menulis blog secara konsisten. Bahkan, aku sempat berpikir, "Siapa juga yang mau baca tulisan aku?" Tapi sekarang, meski belum banyak yang membaca atau memberi komentar, blog ini telah menjadi rumah kecil untuk pikiranku—tempat aku bisa jujur, belajar, dan tumbuh. Tulisan ini adalah refleksi. Tentang bagaimana dan kenapa aku memulai blog ini. Tentang apa yang membuat aku bertahan. Dan tentang harapan-harapan kecil yang aku tanam lewat setiap postingan. Awal Mula: Dari Kegelisahan dan Pencarian Diri Semua bermula dari rasa gelisah. Waktu itu aku sedang merasa tersesat—bingung dengan arah hidup, sering membandingkan diri dengan orang lain, dan terlalu sibuk menyenangkan ekspektasi orang lain. Aku suka menulis sejak dulu, tapi belum pernah benar-benar menyalurkannya secara serius. Sampai suatu hari, aku membaca tulisan blog seseorang yang begitu sederhana namun menyentuh. Ia bercerita tentang hidupnya, k...